Sulaiman dan Pocong di Malam Hari
Sulaiman dan Pocong di Malam Hari
Sulaiman adalah seorang anak berusia 9 tahun yang tinggal di sebuah desa kecil. Ia seorang santri yang sangat rajin. Setiap hari, selepas sekolah, ia mengaji di surau bersama teman-temannya. Sulaiman terkenal sopan, pemberani, dan selalu menjaga shalat lima waktunya.
Suatu malam, selepas mengaji, Sulaiman berjalan pulang sendirian. Angin bertiup pelan, membuat dedaunan bergoyang. Jalan setapak menuju rumahnya gelap karena lampu jalan belum dipasang. Tapi Sulaiman tidak takut. Ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an dalam hati.
Tiba-tiba, dari balik pohon bambu, muncul sosok putih melompat-lompat — sebuah pocong!
Wajahnya pucat, matanya merah menyala. Pocong itu menghadang jalan Sulaiman!
Sulaiman terkejut, tapi ia segera menenangkan hatinya. Ia ingat pesan gurunya: "Jika kamu bertemu sesuatu yang menakutkan, jangan takut. Ingat Allah, dan berdoalah."
Dengan keberanian yang besar, Sulaiman berdiri tegak, mengangkat tangan, lalu membaca doa perlindungan:
"A'udzu billahi minasy-syaitonir-rajim."
(Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.)
Lalu, ia membaca ayat Kursi dengan suara lantang.
Saat ayat Kursi dibacakan, pocong itu mulai menggeliat ketakutan. Tubuhnya bergetar, dan tanpa bisa berbuat apa-apa, pocong itu menghilang menjadi asap tipis, terbawa angin malam.
Sulaiman pun tersenyum kecil, berterima kasih kepada Allah. Ia melanjutkan perjalanan pulang sambil terus membaca dzikir.
Sejak malam itu, Sulaiman menjadi lebih disegani. Ia bukan hanya dikenal sebagai anak rajin, tapi juga sebagai anak yang kuat imannya.
Pesan cerita:
Keberanian sejati datang dari iman yang kuat dan keyakinan kepada Allah SWT
Post a Comment for "Sulaiman dan Pocong di Malam Hari"
Terima kasih atas kunjungan anda, jika ada ketidaknyamanan dari blog ini kami mohon maaf. kami akan melayani dengan sepenuh hati